skip to Main Content

Ketika Para Ahli Bicara Soal EOR di Lunch Talk Aspermigas, Ini Hasilnya

17 November 2023

Jakarta, ruangenergi.com-Kementerian ESDM telah menerbitkan berbagai kebijakan yang peluang investasi yang menarik bagi para investor khususnya hulu migas. Kebijakan-kebijakan tersebut antara lain dibukanya dua opsi jenis kontrak KKKS yaitu format gross split dan format cost recovery, pembagian profit split yang lebih menarik mulai dari 80:20 bahkan sampai ada yang 50:50 bergantung resiko dan kompleksitas wilayah kerja, simplifikasi format KKKS gross split yang hanya terdiri dari tiga parameter, kebijakan pengelolaan hulu migas konvensional dan non konvensional dalam satu kontrak KKKS, kebijakan perpajakan, serta juga dorongan untuk melakukan kegiatan EOR bagi para KKKS eksisting pada masa perpanjangan kontraknya.

Terkait kebijakan CCS/CCUS, Kementerian ESDM juga mengkolaborasikan dengan upaya EOR injeksi CO2, dan salah satu lapangan minyak yang bagus untuk penerapan EOR CO2 adalah Lapangan Sukowati di Bojonegroro Jawa Timur.

Arif Bagus Prasetyo dari SKK Migas menyampaikan butuh waktu 7-14 tahun dalam upaya kegiatan EOR mulai dari kajian/studi, pilot project hingga penerapan full scale untuk peningkatan produksi dari usaha EOR. Saat ini ada 20 lapangan migas top priority untuk kegiatan EOR dan semua upaya EOR masih dalam tahapan studi. Telah tersedia dana untuk EOR sebesar 442 juta dolar sebagai Komitmen Kerja Pasti dari para KKKS yang mendapat perpanjangan kontrak dari Pemerintah Indonesia.

Dr. Budi P. Kantaatmadja menyampaikan implementasi EOR di Petronas Malaysia seperti yang dilakukan di Lapangan Dulang dan Tapis. Petronas memulai kegiatan EOR sejak tahun 2000 dengan mengidentifikasi 1 milyar barel potensi EOR. Ada dua lapangan yang sudah menerapkan secara full field berupa gas injection dari total 11 kegiatan EOR dari berbagai tahapan. Tantangan yang dihadapi Malaysia adalah periode kontrak PSC yang akan berakhir, persepsi mahalnya biaya EOR, sampai kepada revisi prosedur dan guidelines EOR serta R&D teknologi. PETRONAS terus meng-encourage para operator di Malaysia untuk mengembangkan peluang-peluang EOR di lapangan-lapangan migas di Malaysia.

Agus Masduki lebih menekankan pentingnya penentuan formula chemical untuk CEOR yang selama ini dinilai berbiaya sangat mahal. Namun jika kita sudah mendapatkan jenis chemical yang tepat, baru bisa dilakukan fabrikasi bahan kimia di dekat lapangan operasi EOR. Dalam hal ini penerapan ekosistim yang tepat terkait bahan kimia EOR bisa membuat biaya EOR menjadi lebih efisian, seperti yang dilakukan di Cina.

Prof. Dr. Doddy Abdasah yang juga hadir dalam luncheon talk ini, menyampaikan bahwa kontribusi hasil EOR di dunia adalah 5 juta BOPD dari produksi minyak dunia yang sekitar 100 juta BOPD. Artinya kontribusi EOR hanya sebesar 5% dari total produksi minyak dunia. Bahwa sukses keberhasilan lapangan Duri melalui penerapan steam flood adalah karena memang Lapangan Duri dikatagorikan sebagai Giant Field. Prof Doddy justru Indonesia saat ini yang bisa memberikan tambahan produksi adalah, bagaimana mengaktifkan kembali idle wells yang jumlahnya ribuan. Dengan teknologi yang lebih baik dan pengelolaan oleh perusahaan migas domestik dibawah naungan ASPERMIGAS, sumur-sumur yang selama ini sudah ditutup bisa diaktifkan kembali.

Diharapkan melalui berbagai kebijakan/regulasi Pemerintah dan masukan-masukan strategis dalam event Luncheon Talk ini semangat implementasi kegiatan EOR

dan reaktivasi idle wells terus meningkat untuk mengejar target produksi 1 juta barel perhari di tahun 2030. ASPERMIGAS bersama para anggotanya akan terus mendukung program Pemerintah dalam kegiatan dan investasi minyak dan gas bumi.

aspermigas, EOR, skk migas

Back To Top