
Wow! RI Raup Rp 2.000 Triliun dari Gali Migas
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan pendapatan Indonesia, baik dari sisi produsen maupun negara, dari sektor sumber daya alam, baik minyak, gas, batu bara, dan komoditas mineral diperkirakan bisa mencapai Rp 2.000 triliun per tahun.
Terlebih, lanjutnya, tren harga komoditas saat ini juga masih tinggi. Dengan demikian, tak ayal, Indonesia, diperkirakan mendapatkan pendapatan kotor hingga Rp 2.000 triliun per tahun.
“Gini ya coba hitung ya, kita hitung-hitung revenue dari sumber yang ada di ESDM, minyak, gas, batu bara mineral, itu bisa Rp 2.000 triliunan revenue-nya. Coba hitung, minyak 620 ribu barel per hari kaliin 75 dolar berapa tuh, kali Rp 14.500 per hari, barel per day 350 (hari), belum batu bara 650 juta (ton) per tahun, 1 ton US$ 100 (per ton), 650 juta, US$ 65 miliar itu Rp 1.000 triliun kan. Ah nikel US$ 30 miliar, tembaga aja US$ 10 miliar,” paparnya saat berbincang dengan wartawan di Gresik, Jawa Timur, dikutip Jumat (05/05/2023).
Kendati dari sisi pendapatan kotor Indonesia meraup Rp 2.000 triliun per tahun, namun realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Indonesia dari sektor ESDM pada 2022 lalu mencapai Rp 351 triliun.
Penerimaan terbesar pada 2022 ini berasal dari sektor pertambangan mineral dan batu bara (Minerba) yang mencapai Rp 183,4 triliun, minyak dan gas bumi (migas) Rp 148,7 triliun, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Rp 2,3 triliun, dan lainnya Rp 17 triliun.
Realisasi PNBP pada 2022 ini melebihi 38% dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 254 triliun.
Bila dibandingkan capaian PNBP 2021 yang sebesar Rp 184 triliun, artinya realisasi PNBP dari sektor ESDM pada 2022 ini melejit 91%.
Adapun target PNBP dari sektor ESDM pada 2023 ini sebesar Rp 219 triliun. Kontributor utama ditargetkan melalui minyak dan gas bumi Rp 131,2 triliun, mineral dan batu bara Rp 85,2 triliun, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Rp 1,8 triliun, dan lainnya Rp 1,2 triliun.